Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu
Selamat menjalankan aktivitasnya
yah sobat, tapi jangan lupa tetap sempatkan waktunya untuk baca blog ini. Admin
mohon izin nih kepada sobat, admin kali ini mau ngeposting sesuatu yang agak
sedikit lebih filosofis, jadi tema tulisan kali ini “filosofi rem dan gas dalam
pandangan Ustad Abdul Somad, LC.MA”. Selamat menyimak sobat.
Boleh dibilang admin juga
termasuk fans Ustad Abdul Somad yah sobat. Admin sering ikutin ceramah-ceramahnya
di youtube, bahkan nonton video sampai 2 jam khusus untuk UAS. Nah admin
mengangkat hal ini karena ini cukup menarik, filosofinya tentang rem dan gas. Di
salah satu video dalam ceramah nya bersama dengan King Motor Club dimana UAS
sebagai Pembina dari motor club tersebut mengatakan bahwa “Gas ini ibarat hawa
nafsu. Rem ini adalah akalnya. Makanya orang ini kalau sudah tak ada akalnya,
nah itulah maka akan digasnya”. Ustad Abdul Somad datang ke acara tersebut
dengan mengendarai motor King lengkap dengan peralatan ala bikers ke lokasi
ceramahnya dan di sambut meriah oleh semua yang datang.
Setelah admin memaknai maksud
pernyataan Ustad Abdul Somad di atas, admin mulai berkesimpulan bahwa pada
dasarnya atau pada hakikatnya, yang membuat kendaraan itu bisa melaju dengan
cepat karena adanya rem. Seandainya remnya rusak, orang akan pelan-pelan
mengendarai motornya atau bahkan tidak berani mengendarainya. Memangnya kalian
mau melaju cepat tanpa ada rem ? nyari mati namanya yah hehehe. Motor itu
layaknya manusia. Gas motornya adalah hawa nafsu dan rem adalah akal, motor
melaju karena di gas dan dikontrol kecepatannya karena di rem. Begitu juga
dengan manusia, manusia bergerak karena adanya keinginan atau hasrat yang biasa
disebut nafsu, sedangkan yang mengontrol nafsu itu adalah akal manusia itu
sendiri. Akal digunakan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang batil. Maka
Allah menciptakan manusia dengan nafsu untuk memenuhi keinginannya dan memberi
dia akal untuk mengontrol nafsu itu.
Berbeda halnya dengan makhluk
lain, manusia memang diciptakan spesial. Semisal hewan, hewan hanya diciptakan
dengan nafsu atau hasrat dan insting saja sobat, sedangkan malaikat diciptakan
hanya dengan akal. Hewan tidak bisa mengenal perilaku baik dan buruk, mereka
hanya punya insting mencari makan dan berkembang biak. Lain halnya dengan malaikat, malaikat
dibekali akal untuk membedakan yang baik dan buruk, tetapi tidak dilengkapi
dengan nafsu maka malaikat takkan pernah bisa berbuat dosa sedikitpun, mereka
hanya senantiasa menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan manusia
punya keduanya. Dan itulah yang membuat kedudukan kita lebih tinggi
dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Selamat kita bisa mengontrol
keduanya maka kita adalah sebaik-baiknya makhluk. Kalau kita menuruti nafsu
kita, maka kita lebih buruk dari hewan. Tetapi jika kita menuruti akal kita
untuk berbakti kepada Allah maka sungguh kita makhluk tiada tara dan tiada
tandingan bahkan malaikat sekalipun.
Jadi sobat hijrah sekalian, jika
ingin melakukan sesuatu harus dikontrol dengan baik yah, jangan mengutamakan
nafsu kalian, pertimbangkan segala resiko dan keuntungan dengan menggunakan
akal kalian. Agar sobat tidak salah langkah kedepannya. wassalam
No comments:
Post a Comment